Social Icons

Senin, 07 Maret 2011

Bupati Bireuen Minta...

Bupati Bireuen Nurdin Abdurrahman meminta pemerintah Australia melalui proyek Australian Centre for International Agriculture Research (ACIAR) agar tetap membantu sektor pertanian Aceh khususnya di Kabupaten Bireuen. Bupati juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi ACIAR ikut membangun pertanian di wilayah tersebut, khususnya dalam upaya peningkatan produktivitas lahan pertanian tanaman pangan

Selama di Kabupaten Bireuen, Tim ACIAR dari Australia yang didampingi oleh Tim dari BTPP NAD berkesempatan bersilaturahmi dengan Bupati Bireuen, Nurdin Abdul Rahman, bertempat di ruang pertemuan pendopo bupati pada Sabtu (6/11).

Selain bersilaturrahmi dengan bupati, Tim ACIAR yang terdiri dari Peter Slavich, Gavin Tinning, Rebecca Kelly Lines, dan Malem McLeod melakukan kunjungan lapangan dan wawancara dengan petani dalam rangkaian kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan kerjasama antara BPTP NAD dan ACIAR di wilayah pantai timur Provinsi Aceh. Lokasi-lokasi yang dikunjungi mancakup semua lokasi permanent site di Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen.

Bupati menjelaskan, di lahan sawah tadah hujan umumnya petani hanya menanam satu kali dalam setahun yaitu tanaman padi dengan produktivitas rata-rata 4,5 ton per hektar. “Saya berharap agar produktivitas padi di wilayah ini dapat mencapai rata-rata 8,0 ton per hektar, saya yakin teknologinya sudah tersedia,” ujarnya. Ditambahkan dengan diperkenalkannya teknologi budidaya tanaman oleh BPTP NAD yang didukung ACIAR, saat ini di beberapa lokasi pengkajian seperti Desa Blang Tingkuem telah terbukti lahan sawah tadah hujan tersebut dapat ditanami sebanyak 4 kali (IP 400) dengan 3 kali masa panen.

Kedelai unggul
Dijelaskan, Bireuen pada masa lalu terkenal sebagai sentra produksi kedelai, bahkan daerah tersebut memiliki varietas unggul lokal yang tidak kalah produktivitasnya dibandingkan dengan varietas kedelai nasional lainnya, yaitu Kipas Merah. Namun saat ini produksi kedelai di Bireuen semakin menurun. Beberapa faktor penyebab, antara lain semakin banyaknya petani yang beralih tanaman dari kedelai ke padi, terutama pada daerah-daerah yang sudah beririgasi teknis.

Harga kedelai yang berfluktuasi dan sering sangat rendah menyebabkan petani kurang bergairah menanam kedelai karena tidak adanya jaminan keuntungan yang dapat diperoleh. Oleh karena itu, peningkatan produksi kedelai saat ini diarahkan pada daerah-daerah lahan kering. “Untuk itu dukungan teknologi yang meliputi ketersediaan benih varietas unggul, cara budidaya yang tepat, dan penanganan pasca panen yang baik sangat diperlukan,” tambahnya.
Peter Slavich selaku Pemimpin Proyek kerjasama BPTP NAD-ACIAR menyampaikan penghargaan atas sambutan yang baik dari Pemerintah Daerah Bireuen atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Dipaparkan bahwa selain memperkenalkan teknologi peningkatan produktivitas tanaman pangan, kegiatan ACIAR juga berupaya untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia di bidang pertanian yang ada di kabupaten Bireuen termasuk pembinaan kelompok wanita tani , antara lain melalui kegiatan pelatihan bagi PPL, staf Dinas Pertanian, dan kelompok tani.


Diharapkan dengan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia tersebut, pelaku pertanian dapat mandiri saat kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh BPTP NAD-ACIAR berakhir. Untuk itu, pemerintah daerah diharapkan dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dengan dukungan ACIAR tersebut, mengingat kegiatan tersebut telah terbukti sangat bermanfaat bagi petani dan masyarakat luas umumnya. (Ferizal/ Basri AB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar