Social Icons

Jumat, 11 Maret 2011

Jual Pupuk Kompos Harga Super Murah


Mitra Kompos bekerja sama dengan BP3k Kecamatan Juli menjual Pupuk Kompos berkualiatas dengan Harga Super Murah.
kami melayani pembelian Partai Besar dan Kecil Hubungi 085260636660

Compost Partners in collaboration with District BP3k Compost in July to sell the best quality and price Super Cheap.
We sell Large and Small Parties Call 085260636660

Puluhan Petani diajari Membuat Pupuk

BIREUEN - Puluhan petani di Desa Cot Mane, Kecamatan Samalanga, Bireuen, diajari membuat pupuk pestisida nabati dan pupuk anorganik oleh penyuluh pertanian, di halaman meunasah desa setempat, Kamis (10/3). Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi pengeluaran petani karena bahan yang dipakai berasal dari buah-buahan dan daun-daunan yang mudah didapat di lingkungan masyarakat setempat.

“Pestisida nabati bermanfaat untuk mencegah penyakit yang menyerang tanaman padi dan tanaman produktif lainnya. Dengan pupuk pestisida nabati petani tidak perlu lagi membeli pestisida atau pupuk organik, sehingga mengurangi pengeluaran bagi petani. Selain itu pestisida nabati juga bisa dikomersilkan,” kata Kepala Badan Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Bireuen, Sofyansyah di hadapan pada petani setempat.

Sofyansyah yang didampingi koordinator pengamat hama dan penyakit tanaman Kabupaten Bireuen, Azhari serta beberapa tenaga penyuluh lainnya menambahkan, jenis hama yang dapat dibasmi dengan mengganukan pupuk pestisida nabati itu antara lain, ulat, kepinding tanah, dan walang sangit yang menyerang daun tanaman. “Selain bahan bakunya mudah diperoleh, cara pembuatan dan penggunaan pestisida nabati lebih mudah dan nyaman daripada pupuk organik atau pestisida yang dibeli di pasar,” katanya.

Diterangkan Sofyansyah, dalam enam liter pestisida nabati bisa digunakan untuk satu hektare lahan tanaman. Jadwal penyemprotan pupuk tersebut juga bisa dilakukan kapan saja tidak terpengaruh dengan waktu dan iklim. Selain itu, kata Sofyansyah, peran penyuluh sangat diutamakan dalam memberikan penyuluhan kepada petani terutama terkait pembuatan dan penggunaan pupuk pestisida nabati tersebut.

“Kami berharap seluruh petani di Kabupaten Bireuen dapat memanfaatkan daun-daunan dan buah-buahan yang terdapat di sekitarnya untuk diolah menjadi pupuk pestisida nabati, sehingga ke depan ketergantungan petani terhadap pupuk organik dapat dikurangi,” ujarnya.(c38)

Senin, 07 Maret 2011

Bupati Bireuen Minta...

Bupati Bireuen Nurdin Abdurrahman meminta pemerintah Australia melalui proyek Australian Centre for International Agriculture Research (ACIAR) agar tetap membantu sektor pertanian Aceh khususnya di Kabupaten Bireuen. Bupati juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi ACIAR ikut membangun pertanian di wilayah tersebut, khususnya dalam upaya peningkatan produktivitas lahan pertanian tanaman pangan

Selama di Kabupaten Bireuen, Tim ACIAR dari Australia yang didampingi oleh Tim dari BTPP NAD berkesempatan bersilaturahmi dengan Bupati Bireuen, Nurdin Abdul Rahman, bertempat di ruang pertemuan pendopo bupati pada Sabtu (6/11).

Selain bersilaturrahmi dengan bupati, Tim ACIAR yang terdiri dari Peter Slavich, Gavin Tinning, Rebecca Kelly Lines, dan Malem McLeod melakukan kunjungan lapangan dan wawancara dengan petani dalam rangkaian kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan kerjasama antara BPTP NAD dan ACIAR di wilayah pantai timur Provinsi Aceh. Lokasi-lokasi yang dikunjungi mancakup semua lokasi permanent site di Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen.

Bupati menjelaskan, di lahan sawah tadah hujan umumnya petani hanya menanam satu kali dalam setahun yaitu tanaman padi dengan produktivitas rata-rata 4,5 ton per hektar. “Saya berharap agar produktivitas padi di wilayah ini dapat mencapai rata-rata 8,0 ton per hektar, saya yakin teknologinya sudah tersedia,” ujarnya. Ditambahkan dengan diperkenalkannya teknologi budidaya tanaman oleh BPTP NAD yang didukung ACIAR, saat ini di beberapa lokasi pengkajian seperti Desa Blang Tingkuem telah terbukti lahan sawah tadah hujan tersebut dapat ditanami sebanyak 4 kali (IP 400) dengan 3 kali masa panen.

Kedelai unggul
Dijelaskan, Bireuen pada masa lalu terkenal sebagai sentra produksi kedelai, bahkan daerah tersebut memiliki varietas unggul lokal yang tidak kalah produktivitasnya dibandingkan dengan varietas kedelai nasional lainnya, yaitu Kipas Merah. Namun saat ini produksi kedelai di Bireuen semakin menurun. Beberapa faktor penyebab, antara lain semakin banyaknya petani yang beralih tanaman dari kedelai ke padi, terutama pada daerah-daerah yang sudah beririgasi teknis.

Harga kedelai yang berfluktuasi dan sering sangat rendah menyebabkan petani kurang bergairah menanam kedelai karena tidak adanya jaminan keuntungan yang dapat diperoleh. Oleh karena itu, peningkatan produksi kedelai saat ini diarahkan pada daerah-daerah lahan kering. “Untuk itu dukungan teknologi yang meliputi ketersediaan benih varietas unggul, cara budidaya yang tepat, dan penanganan pasca panen yang baik sangat diperlukan,” tambahnya.
Peter Slavich selaku Pemimpin Proyek kerjasama BPTP NAD-ACIAR menyampaikan penghargaan atas sambutan yang baik dari Pemerintah Daerah Bireuen atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Dipaparkan bahwa selain memperkenalkan teknologi peningkatan produktivitas tanaman pangan, kegiatan ACIAR juga berupaya untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia di bidang pertanian yang ada di kabupaten Bireuen termasuk pembinaan kelompok wanita tani , antara lain melalui kegiatan pelatihan bagi PPL, staf Dinas Pertanian, dan kelompok tani.


Diharapkan dengan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia tersebut, pelaku pertanian dapat mandiri saat kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh BPTP NAD-ACIAR berakhir. Untuk itu, pemerintah daerah diharapkan dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dengan dukungan ACIAR tersebut, mengingat kegiatan tersebut telah terbukti sangat bermanfaat bagi petani dan masyarakat luas umumnya. (Ferizal/ Basri AB)

Minggu, 06 Maret 2011

Mari Menanam Kakao

Budidaya KakaoTanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah. Sebagai tananam yang dalam budidayanya memerlukan naungan, maka walaupun telah diperoleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik,pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya. Oleh karena itu persiapan lahan dan naungan, serta penggunaan tanaman yang bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya kakao.

Syarat tumbuh
Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan. Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan, suhu udara dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklim yang menentukan. Demikian juga dengan faktor fisik dan kimia tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan kemampuan akar menyerap hara. Ditinjau dari wilayah penanamannya kakao ditanam pada daerah-daerah yang berada pada 10o LU sampai dengan 10o LS. Walaupun demikian penyebaran pertanaman kakao secara umum berada diantara 7oLU sampai 18oLS. Hal ini erat kaitannya dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun. Kakao juga masih toleran pada daerah 20o LU sampai 20o LS.Dengan demikian Indonesia yang berada pada 5o LU sampai dengan 10o LS masih sesuai untuk pertanaman kakao. Ketinggian tempat Ketinggian tempat di Indonesia yang ideal untuk penanaman kakao adalah tidak lebih tinggi dari 800 m dari permukaan laut.
Curah Hujan Curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman dan produksi kakao ialah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan masa pembentukan tunas muda dan produksi. Areal penanaman kakao yang ideal adalah daerah-daerah dengan curah hujan 1.100-3.000 mm per tahun. Curah hujan yang melebihi 4.500 mm per tahun tampakya berkaitan erat dengan serangan penyakit busuk buah (blask pods). Daerah yang curah hujannya lebih rendah dari 1.200 mm per tahun masih dapat ditanami kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi. Hal ini disebabkan air yang hilang karena transpirasi akan lebih besar dari pada air yang diterima tanaman dari curah hujan, sehingga tanaman harus dipasok dengan air irigasi. Di tinjau dari tipe iklimnya, kakao sangat ideal ditanam pada daerah-daerah yang tipenya iklim Am (menurut Koppen) atau B (menurut Scmidt dan Fergusson). Di daerah-daerah yang tipe iklimnya C menurut (Scmidt dan Fergusson) kurang baik untuk penanaman kakao karena bulan keringnya yang panjang. Dengan membandingkan curah hujan diatas dengan curah hujan
tipe Asia, Ekuator dan Jawa maka secara umum areal penanaman kakao di Indonesia masih potensial untuk dikembangkan. Adanya pola penyebab curah hujan yang tetap akan mengakibatkan pola panen yang tetap pula. Temperatur Pengaruh temperatur terhadap kakao erat kaitannya dengan ketersedian air, sinar matahari dan kelembaban. Faktor-faktor tersebut dapat dikelola melalui pemangkasan, penataan tanaman pelindung dan irigasi. Temperatur sangat berpengaruh terhadap pembentukan flush, pembungaan, serta kerusakan daun. Menurut hasil penelitian, temperatur ideal bagi tanaman kakao adalah 300C - 320C (maksimum) dan 180C-210C (minimum). Kakao juga dapat tumbuh dengan baik pada temperatur minimum 15o C
perbulan. Temperatur ideal lainnya dengan distribusi tahunan 16,60C masih baik untuk pertumbuhan kakao asalkan tidak didapati musim hujan yang panjang. Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia temperatur 250-260 C merupakan temperatur rata-rata tahunan tanpa faktor terbatas. Karena itu daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami kakao. Temperatur yang lebih rendah 100 C dari yang dituntut tanaman kakao akan mengakibatkan gugur daun dan mengeringnya bunga, sehingga laju pertumbuhannya berkurang. Temperatur yang tinggi akan memacu pembungaan, tetapi kemudian akan gugur. Pembungaan akan lebih baik jika berlangsung pada temperatur 230 C. Demikian juga tempertur 26oC pada malam hari masih lebih baik pengaruhnya terhadap pembungaan dari pada temperatur 23o-300 C. Temperatur tinggi selama kurun waktu yang panjang berpengaruh terhadap bobot biji. Tempertur yang relatif rendah akan menyebabkan biji kakao banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dibandingkan dengan suhu tinggi. Pada areal tanaman yang belum menghasilkan kerusakan tanaman sebagi akibat dari temperatur tinggi selama kurun waktu yang panjang ditandai dengan matinya pucuk. Daun kakao masih toleran sampai suhu 50o C untuk jangka waktu yang pendek. Temperaturvyang tinggi tersebut menyebabkan gejala necrossis pada daun. Sinar Matahari Lingkungan hidup alami tanaman kakao ialah hutan hujan tropis yang didalam pertumbuhanya membutuhkan naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh.
Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman kakao akan mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan batang relatif pendek. Pemanfaatan cahaya matahari semaksimal mungkin dimaksudkan untuk mendapatkan intersepsi cahaya dan pencapain indeks luas daun optimum. Kakao tergolong tanaman C3 yang mampu berfotosintesis pada suhu daun rendah. Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20 persen dari pencahayaan penuh. Kejenuhan cahaya didalam fotosintesis setiap daun yang telah membuka sempurna berada pada kisaran 3-30 persen cahaya matahari atau pada 15 persen cahaya matahari penuh. Hal ini berkaitan pula dengan pembukaan stomata yang lebih besar bila cahaya matahari yang diterima lebih banyak.


Air dan hara
Air dan hara merupakan faktor penentu bila mana kakao akan ditanam dengan sistem tanpa tanaman pelindung sehingga terus menerus mendapat sinar atahari secara penuh.

Naungan
Pembibitan kakao membutuhkan naungan, karena benih kakao akan lebih lambat pertumbuhannya pada pencahayaan sinar matahari penuh. Penanaman kakao tanpa pelindung saat ini giat diteliti dan diamati karena berhubungan dengan biaya penanaman maupun pemeliharaan. Penanaman dilakukan dipagi
hari pada musim hujan tenyata lebih baik hasilnya kalau sore/malam harinya hujan turun dibandingkan dengan jika hujan yang turun 2 hari kemudian. Dengan demikian, air dan hara memang merupak faktor penentu bila mana cahaya matahari dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pertanaman kakao.

Tanah
Kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan persyaratan kimia dan fisik yang berperan dalam pertumbuhan dan produksi tanaman kakao terpenuhi.
Kemasaman tanah, kadar zat organik, unsur hara, kapasitas adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifat kimia yang perlu diperhatikan, sementara faktor fisiknya adalah kedalaman efektif, tinggi permukan air tanah, drainse, struktur dan konsesntensi tanah. Selain itu kemiringan lahan juga merupakan sifat fisik yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kakao.

Sifat kimia

Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki masaman pH 6-7.5 tidak lebih tinggi dari 8, serta tidak lebih rendah dari 8.

Bahan organik tanah

Kadar zat organik yang tinggi akan meningkatkan laju pertumbuhan pada masa sebelum panen. Untuk itu zat organik pada lapisan tanah setebal 0-15 cm sebaiknya lebih dari 3 persen. Kadar tersebut setara dengan 1.75 persen unsur karbon yang dapat menyediakan hara dan air serta struktur tanah yang gembur.

Untuk meningkatkan kadar zat organik dapat dipergunakan serasah sisa pemangkasan maupun pembenaman kulit buah kakao. 900 kg kulit buah kakao memberikan hara 28 gram urea, 9 kg P, 56.6 kg Mo dan 8 Kg kiserit. Sebaiknya tanah-tanah yang hendak ditanam kakao paling tidak juga mengandung kalsium lebih besar dari 8 me per 100 gram contoh tanah da kalsium lebih besar dari 0.24 me per 100 gram pada kedalaman 0-15 cm

Pedoman Budidaya

Pembersihan areal dilaksanakan mulai dari tahap survai/pengukuran sampai tahap pengendalian ilalang. Pelaksanaan survai/ pengukuran biasanya berlangsung selama satu bulan. Pada tahap ini, pelaksanaan pekerjaan meliputi pemetaan topografi, penyebaran jenis tanah, serta penetapan batas areal yang akan ditanami. Hasi survai akan sangat penting artinya untuk tahapan pekerjaan
lain , bahkan dalam hal penanaman dan pemeliharaan kakao.

Tahap selanjutnya dari pembersihan areal adalah tebas/babat. Pelaksanaan pekerjaan pada tahap ini adalah dengan membersihkan semak belukar dan kayu-kayu kecil sedapat mungkin ditebas rata dengan permukaan tanah, lama pekerjaan ini adalah 2-3 bulan baru kemudian dilanjutkan dengan tahap tebang
Tahap berikut ini dilaksanakan selama 3-4 bulan, dan merupakan tahap yang paling lama dari semua tahap pembersihan areal. Bila semua

pohon telah tumbang tumbangan itu biarkan selama 1- 1,5 bulan agar daun kayu
mengering. Areal yang telah bebas dari semak belukar, kayu-kayu kecil, dan ohon besar, apalagi bila baru dibakar, biasanya cepat sekali menumbuhkan ilalang. Seperti diketahui, ilalang merupakan gulma utama dari areal pertanian. Karena itu, pengendaliannya harus dilaksanakan sesegera mungkin, sehingga sedapat mungkin areal telah bebas dari ilalang saat penanaman pohon pelindung. Pengendalian ilalang dapat dilakukan secara manual, kimiawi, maupun mekanis dengan mempertimbanhkan luas areal, ketersedian tenaga kerja, waktu, cuaca, penyaluran bahan dan biaya. Tahap pengendalian ilalang ini dapat dilasanakan selama 2-3 bulan.